Kunarpaning Warso dan Sangaring Warso (Hari Larangan Pesta Pernikahan Primbon Jawa)
Hari Larangan untuk Pesta Pernikahan
Ramalan Hari – Dalam pitungan kejawen dikenal waktu baik dan waktu buruk, yaitu saat-saat tertentu yang baik atau tidak baik untuk melaksanakan kegiatan penting, misalnya pesta pernikahan dan sejenisnya.

Perhitungan waktu-waktu tersebut meliputi hari, bulan, tahun dan windu. Windu adalah perhitungan masa selama 8 tahun dalam satu siklus.
Terdapat 8 siklus windu yang masing-masing memiliki nama dan makna tersendiri. Nama-nama sebutan siklus windu tersebut antara lain tahun alip, ehe, jimawal, je, dal, be, wawu dan jimakir. Jadi, siklus windu akan berulang setiap 64 tahun.
Dalam ilmu kejawen, dipercaya bahwa dalam setiap siklus tahun terdapat hari-hari tertentu yang dianggap tidak baik untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting.
Hari-hari tidak baik tersebut jatuh pada setiap akhir tahun (Kunarpaning Warso) dan di awal tahun (Sangaring Warso). Berikut ini tabel lengkap hari kunarpaning warso dan sangaring warsa beserta tanggal dan hari pasaran ;
a. Kunarpaning Warso (Hari Larangan di Akhir Tahun)
Tahun | Jatuh pada hari |
---|---|
Alip | Sabtu Pahing |
Ehe | Kamis Pahing |
Jimawal | Senin Legi |
Je | Jumat Legi |
Dal | Rabu Kliwon |
Be | Ahad Wage |
Wawu | Kamis Pon |
Jimakir | Selasa Pon |
Keterangan :
Pitunge jatuh pada setiap akhir bulan di akhir tahun, yaitu tanggal 29 atau 30 bulan besar (Sasi Besar). Tidak baik untuk melaksanakan pesta pernikahan dan kegiatan-kegiatan penting lainnya.
b. Sangaring Warso (Hari Larangan di Awal Tahun)
Tahun | Jatuh pada hari |
---|---|
Alip | Jumat Legi |
Ehe | Selasa Kliwon |
Jimawal | Ahad Kliwon |
Je | Kamis Wage |
Dal | Senin Pon |
Be | Sabtu Legi |
Wawu | Rabu Pahing |
Jimakir | Ahad Legi |
Keterangan :
Pitunge jatuh pada setiap awal tahun, yaitu setiap tanggal 3 bulan suro (Muharram). Tidak baik untuk melaksanakan pesta pernikahan dan kegiatan-kegiatan penting lainnya.